Kamis, 20 Desember 2012

KENANGAN T’LAH TERBUKA












Merangkai sajak pertama untuknya,
Atas kekaguman yang terindah,
Atas lahirnya jiwa yang tak pernah ada,
Mengusik sanubari yang tertidur.
“Biar waktu cepat berlalu,
Aku selalu menunggumu…”
Bait yang terukir dalam,
Menjadi garis tangan yang bisu.
“Dalam hidup engkau meninggalkanku,
Dalam mimpi engkau datang padaku…”
Bait yang selalu disenandungkan,
Saat mengingat sahabat…
Jika mungkin kembali sejengkal waktu,
Kan terabadikan persahabatan ini,
Kan terjaga dari kefanaan rasa itu,
Hingga kenangan ini dibuka kembali.


Tuhanku, apakah Engkau
akan menelantarkan
harapan-harapanku.
Ia terbang
dalam naungan kemurahan-Mu.

Luruh

































Di rentang tangan mana lagi bisa kusisipkan cinta yang menggebu?
Di kepala siapa lagi bisa kuselipkan bayangan yang enggan menyirna?
Di paru paru mana lagi bisa kutitipkan separuh nafas sepanjang umurku?
Langkah kaki siapa lagi yang bisa kuikuti?
Dimana setiap derap pijakannya kuawasi dengan hati.
Di proyeksi mata siapa lagi bisa kuhamparkan senyumku?
Di telinga siapa lagi bisa kuterbangkan bisik yang mengalir dari suaraku?
Saat semua mewujud kamu.
Luruh semua pertanyaanku

AKU, HUJAN, KAMU















Hujan ini ambigu...
Antara tengah menyindir ku
yang mengirimkan senyuman atas maaf mu,
atau sedang ikut bersedih bersama ku. 
Tunggu, siapa bilang aku bersedih?
Tidak.  Aku tidak sedang bersedih.
Hanya airmata ini saja yang tidak tahu diri.
Terus jatuh dan tak mau berhenti.

Entahlah


















Kepada langkah yang tak henti melangkah
Tanpa kata menyerah
Aku tak akan sudah
Tak akan  lelah
Kepada hati yang masih merah serupa darah
Adakah betah menanti sang indah ?
Dalam waktu yang lirih terpapah
Berharap mudah
Menyambut janji tanpa resah
Bersama ridho Allah

Let Rain Fall Down


 


Biarkan saja mendung memenuhi langit yang kamu pandang hari ini,

Biarkan saja rintiknya memantul di kaca jendela kamar tempat kamu menengadahkan kepala,

Biarkan saja dinginnya menggigit kulitmu yang terlepas pelukku,

Biarkan saja semuanya berjalan seperti yang seharusnya...

Percaya saja, 


The sun will come out tomorrow...

Riplay














Menemukanmu, tak semudah permainan "Hide and Seek".
Aku tidak bisa menutup mata, menghitung mundur….
dan berharap kau ada saat aku membuka mata.
Menemukanmu tidak sesimple itu…
Aku harus membuka mata…
Meraba dan berjalan terus hingga sampai ke tempatmu berada.
Benar begitu, kan?

Tersimpan Dihatiku












Rinai hujan basahi aku..
Temani sepi yang mengendap,
Kala aku mengingatmu dan semua saat manis itu...
Segalanya seperti mimpi,
Ku jalani hidup sendiri,
Andai waktu berganti..
Aku tetap tak kan berubah...
Selalu ada cerita tersimpan di hatiku tentang kau dan hujan..
Tentang cinta kita yang mengalir seperti air...
Aku bisa tersenyum sepanjang hari…
Karena hujan pernah menahanmu di sini untukku...

Sajak Sejenak

 

Sejenak...
menikmati senja yang tumbuh diantara derai gerimis..
Hanya sejenak..
Sebab langit kembali murung..
Menunggu purnama tak juga berkunjung..
Tersangkut di awan2 mendung...

Sinar surya menembus celah jendela
Lembut membelai wajahmu
dan perlahan membangunkan tidurmu
kau rasa hangat bak dalam pelukan
indahnya pagi yang Dia berikan
Disini, bintang-bintang kecil masih menemaniku
Menikmati cantiknya malam dalam keheninganku
Terdengar lembut pekikan serangga malam
Bagai pagelaran simfoni alam
Siangmu dan Malamku
Yang membedakan kau dan aku
Tapi bagiNya …
Kita berada dalam “satu” waktu
Indah sekali pemberianMu, Kekasihku ! …